Karena Cinta Nabi, Pindah Kubur


Kisah Inspiratif   |    Di suatu desa di negara Turki, terdapatlah seorang laki-laki yang hobi membaca al-Qur’an. Setiap ada kesempatan dan waktu luang, pasti ia isi dengan membaca al-Qur’an. Seakan al-Qura adalah hembusan nafasnya. Dia tidak mau berpisah dengan al-Quran.


Pada suatu ketika, dia tersadar bahwa mata memiliki kekuatan batas waktu untuk melihat. Pengeliahatan pada suatu saat akan kabur dan buram. Padahal, al-Qur’an yang diterbitkan penerbit tidak ada ukuran yang besar. Fikirannya mulai resah bagaimana kalau nanti ketika sudah tua dia tidak bisa membaca al-Quran karena pengelihatannya buram. Dia bersedih, tapi tak putus arang. Dia berfikir bagaimana caranya agar pada usia senja tetap bisa membaca al-Qur’an. Entahlah, tiba-tiba hatinya berbisik agar dia menulis al-Qur’an dengan tangannya sendiri. Dia bebas mau menulis al-Qur’an sebesar-besarnya.

Kemudian, orang yang hobi membaca al-Qur’an itu mulai menulis huruf demi huruf. Ukuran tulisannya begitu besar. Sangat cocok bagi orang yang rabun karena usia senja. Betapa bahagianya hati orang itu ketika melihat al-Qur’an yang ditulis sudah selesai. Hatinya berbunga-bunga. Kini dia tidak hawatir lagi. Pada hari-hari berikutnya, orang itu selau mengaji al-Qur’an dengan menggunakan hasil tulisannya itu.

Beberapa tahun kemudian, orang itu mulai sakit-sakitan. Ketika ajal akan menjemput, ia berwasiat pada anaknya agar al-Qur’an hasil jerih payah tangannya dikubur bersama dirinya. Anaknya pun menganggut setuju. Ketika wafat, anak itu memasukkan al-Qur’an itu ke dalam kubur sang ayah.
Beberapa tahun kemudian, anak itu mendapatkan kesempatan berhaji. Setelah melakukan haji, dia pergi ke Madinah untuk berziyarah ke makam Rasulullah saw.. Setelah selesai ziyarah, dia menyempatkan diri mampir di toko-toko. Dia ingin membeli sesuatu. Toko demi toko ia lalui. Betapa terkejutnya, ketika dia mendapati al-Qur’an tulisan ayahnya di salah satu toko yang ia singgahi. Dia amati al-Qur’an itu persis al-Qur’an tulisan tangan ayahnya yang sudah lama terkubur bersama jasad sang ayah. Karena penasaran, dia pun bertanya kepada pemilik toko dari mana asal al-Qur’an itu.
“Oh ini, aku membeli pada seorang penggali kubur. Katanya, penggali kubur itu menemukan al-Qur’an itu di pekuburan Madinah. Karena tidak punya uang dia menjualnya ke sini.” Jelas si pemilik toko.

Sungguh, penuturan pemilik toko membuat sang anak begitu pansaran. Hatinya bertanya-tanya kenpa al-Qur’an itu bisa berada di pekuburan Madinah. Tidak. Tidak mungkin.  “Kalau begitu, tolong antar aku ke penggali kubur itu. Bisa?” pinta si anak ingin menanyakan langsung pada si tukang penggali kubur sebenarnya apa yang telah terjadi.
“Boleh saja.” Tukas pemilik toko.
Akhirnya, dua orang itu melangkah mencari penggali kubur. Setelah bertemu, pemiliki toko menunjuk seseorang lalu pergi.
“Betulkah anda yang menemukan al-Quran berukuran besar lalu dijual di salah satu toko.” Tanya si anak.
“Betul. Emang kenpa?” kata si penggali kubur.
“Di mana kamu menemukannya.” Tanya anak menyelidik.
“Dalam kuburan itu.” Kata tukang penggali kubur sambil menunjuk salah satu kuburan.
“Kalau begitu, tolong gali kuburan itu. Aku ingin melihat mayit yang ada di dalamnya.” Si anak berceletuk lagi.

Tukang gali kubur heran dengan permintaan anak itu. Meski demikian, tukang gali kubur tetap menuruti keinginannya. Tak selang beberapa lama, kuburan pun sudah terbuka. Betapa terkejut si anak, ternyat orang yang ada dalam kuburan adalah ayahnya. Dia bignung. Kenapa bisa terjadi? Kenapa ayahnya bisa ada di Madinah? Padahal ayahnya dikebumikan di Negara Turki.

Begitulah jika Allah swt. menghendaki. Jasad laki-laki yang hobi membaca al-Qur’an dan al-Qur’an kesayangannya pindah ke Madinah karena kecintaannya yang begitu mendalam pada Baginda Nabi Muhammad saw. Karena kecintaannya itu lah dia pindah ke Madinah agar bisa dekat dengan baginda Nabi Muhammad saw.. Benarlah kata salah satu Hadist, “Seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya.”

Pertanyaannya kemudian, Kalau senang baca Koran, Komik, Majalah, Internet, Facebook, atau apalah,  pindah kemana ya………? hemmmmm…

*Pidato KH. Abdul Qoyyum Mansur pada acara Memperingati Tahun Baru Islam, di Kantor Sekertariat Sidogiri



Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post